Satu lagi sampah antariksa (space debris) artifisial yang cukup besar akan jatuh ke Bumi. Sampah antariksa ini asalnya adalah wahana antariksa bernama Phobos-Grunt milik Rusia. Phobos-Grunt awalnya direncanakan sebagai sebuah wahana antariksa yang akan dikirim ke Planet Mars, untuk mengambil sampel tanah dari Phobos (salah satu satelit alami Planet Mars). Diluncurkan tanggal 8 November 2011 pukul 20:16 UTC lalu, ia direncanakan untuk membawa sampel tanah dari Phobos pulang ke Bumi pada tahun 2014. Tapi dalam manuvernya untuk lepas dari gravitasi Bumi, roketnya gagal berfungsi dan Phobos-Grunt terjebak pada orbit rendah yang tidak stabil. Secara perlahan, ketinggian wahana antariksa yang berbobot 13.2 ton ini meluruh dan akan jatuh sekitar pertengahan Januari 2012. (Informasi lebih detail tentang Phobos-Grunt bisa dicari di internet, misalnya: http://tdjamaluddin.wordpress.com/2012/01/11/pesawat-antariksa-phobos-grunt-gagal-menuju-mars-dan-segera-jatuh-ke-bumi/)
Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya tanggal 24 September 2011, Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) juga menjadi berita yang banyak diliput media ketika satelit ini jatuh (dijatuhkan) sebagai sampah antariksa. UARS jatuh di Samudra Pasifik setelah semenjak tahun 2005 menjadi sampah antariksa di orbit Bumi setelah habis masa operasionalnya. Dan yang belum begitu lama, diberitakan sebuah bola logam jatuh dari langit dan mendarat di Namibia bulan Desember 2011 lalu. Jika ditelusuri lebih jauh ke belakang, masih banyak berita tentang jatuhnya sampah antariksa artifisal, hasil dari aktivitas antariksa manusia.
Sejarah sampah antariksa artifisial dimulai ketika aktivitas manusia mulai merambah antariksa. Beberapa hal dan kejadian penting terkait dengan sampah antariksa adalah sebagai berikut:
- Eksplorasi ruang angkasa dimulai 4 Oktober 1957 dengan peluncuran satelit Sputnik 1 oleh Rusia. Sejak itu manusia mencapai tahap demi tahap eksplorasi, aplikasi dan pengembangan sains dan teknologi antariksa.
- 1961: Kejadian break-up di orbit yang pertama adalah ledakan upper-stagedari roket Thor-Ablestar yang digunakan untuk meletakkan satelit US Transit-4A di orbit.
- Ledakan itu mendistribusikan massa 625 kg.
- Setidaknya ada 298 fragmen yang bisa ditelusur gerak orbitnya.
- Hampir 200 fragmen masih berada di orbit sampai 40 tahun setelah kejadian.
- Agustus 1964: satelit geostasioner pertama diletakkan di orbit, Syncom-3.
- Juni 1978: 14 tahun setelah Syncom-3, kejadian pertama ledakan wahana antariksa di GEO (Geostationary Earth Orbit).
- Lubos Perek (1979) mempresentasikan makalah berjudul “Outer Space Activities versus Outer Space“, yang pertama kali merekomendasikan penanggulangan mitigasi sampah antariksa, termasuk mengubah orbit wahana GEO ke orbit pembuangan diakhir masa operasionalnya.
- John Gabbard mengungkap bahwa ledakan dari sembilan second stage dari roket Delta antara Mei 1975 – Januari 1981 adalah kontributor utama populasi sampah antariksa saat itu, sekitar 27% dari katalog LEO (Low Earth Orbit) tahun 1981.
- Semenjak diketahui sebagai kontributor utama sampah antariksa, break-up dari second stage roket Delta tidak dilakukan lagi.
- Ini bisa dianggap sebagai implementasi penanggulangan sampah antariksa yang efektif yang pertama kali.
- Juli 1996: kecelakaan tubrukan dua objek katalog pertama kali tercatat. Satelit Cerise rusak karena ditabrak pecahan orbital stage roket Ariane yang meledak pada November 1986.
- Sebagian besar kejadian fragmentasi yang bersifat historis terjadi pada orbit hampir-lingkaran, dan sekitar 80% dari keseluruhan kejadian yang diketahui, terjadi di LEO.
- Sekarang lebih dari 5000 peluncuran wahana antariksa. Sampai tahun 2010, terdapat 2000 satelit berada di orbit bumi.
Sampah antariksa berukuran besar (orde meter) berasal dari satelit mati. Sementara yang berukuran kecil (orde mikro-milli-cm) berasal dari ledakan atau tabrakan satelit/komponen satelit. Keberadaan sampah antariksa ini bisa mengancam keselamatan misi antariksa dan satelit aktif yang berada di orbit Bumi. Sebagai contoh, pada 24 misi pesawat ulang alik AS, ditemukan 795 buah ‘kawah’ kecil pada jendela pesawat (dengan total luas area 3.56 meter persegi) hasil tabrakan dengan sampah antariksa orde milimeter. Sementara itu, ISS (International Space Station) sudah beberapa kali harus melakukan manuver untuk menghindari tabrakan dengan sampah antariksa yang ada di orbit Bumi. Misalnya manuver tanggal 26 Oktober 2010 yang dilakukan untuk menghindari tabrakan dengan UARS yang disebutkan di bagian awal tulisan ini.
Saat ini, angkasa Bumi semakin dipenuhi oleh sampah-sampah antariksa artifisial. Selama aktivitas angkasa luar terus berlangsung dan kita belum memiliki prosedur yang workable, benar-benar efektif dan ekonomis, jumlah sampah ini akan terus meningkat. Ini membuat peluncuran misi antariksa semakin ke depan semakin besar tantangannya.